Krisis Energi, Jerman Aktifkan Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara

Rusia Batasi Pasokan Gas Untuk Jerman

INTERNASIONAL

Jurnalis Muda 12

10/8/20232 min baca

Haluan Demokrasi - - Menghadapi kekhawatiran akan kekurangan pasokan gas akibat pembatasan dari Rusia, parlemen Jerman telah mengesahkan undang-undang darurat untuk mengaktifkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara yang sebelumnya dinonaktifkan. Meskipun sulit langkah ini harus dilakukan oleh Menteri Ekonomi berhaluan lingkungan, Robert Habeck, dan didukung oleh para anggota Partai Hijau dalam pemerintahan koalisi sebagai alat manajemen krisis jangka pendek. Jumat (6/10/2023)

Undang-undang darurat tersebut tidak hanya menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara, tetapi juga mencakup langkah-langkah untuk mendorong ekspansi sumber energi terbarukan. Selain itu, undang-undang ini mengklasifikasikan energi terbarukan sebagai masalah keamanan publik dan menetapkan persyaratan minimum alokasi lahan untuk pembangkit listrik tenaga angin di setiap negara bagian federal.

Namun, para aktivis lingkungan mendesak agar pemerintah berhati-hati, mengingat penggunaan energi batu bara yang sangat mencemari. Sebelum konflik di Ukraina, Jerman berkomitmen untuk menghentikan penggunaan batu bara pada tahun 2030 karena emisi karbon yang tinggi. Namun, ketika pasokan gas dari Rusia mulai berkurang, keputusan diambil untuk menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara yang telah dinonaktifkan.

Industri menyambut baik keputusan ini, mengingat pentingnya menjaga cadangan gas dan fasilitas penyimpanan yang penuh sebelum musim dingin. Federasi Industri Jerman (BDI) menganggap tindakan ini perlu dilakukan untuk mencegah kekurangan gas yang dapat mengganggu produksi industri.

Meskipun fasilitas penyimpanan gas hanya terisi sepertiga ketika konflik di Ukraina dimulai, upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan. Namun, para ahli menganggap bahwa mencapai target 90% kapasitas pada tanggal 1 November sangat penting untuk menghadapi musim dingin.

Situasi ini telah memaksa langkah-langkah penghematan energi, termasuk pengurangan konsumsi energi di rumah tangga dan industri. Harga gas telah melonjak dua kali lipat, dan ada kekhawatiran bahwa harga gas dapat melonjak hingga empat kali lipat selama musim dingin, memberikan beban finansial yang signifikan bagi masyarakat.

Pengurangan pasokan gas dari Rusia melalui pipa Nord Stream 1 yang melewati Laut Baltik menuju Jerman telah menjadi salah satu penyebab utama krisis energi Jerman. Proyek perawatan tahunan pada pipa ini, yang diperkirakan akan menutupnya selama sekitar 10 hari, menjadi momen penting. Ada kekhawatiran bahwa Rusia dapat menutup pipa sepenuhnya dengan alasan kerusakan.

Menteri Ekonomi Robert Habeck mengakui tantangan yang dihadapi oleh Jerman, sambil menyoroti kebijakan energi pemerintahan sebelumnya di bawah Angela Merkel. Ia menekankan pentingnya membangun infrastruktur yang mendukung transisi energi.

Meskipun keputusan ini dianggap sebagai langkah yang sulit, pemerintah tetap berkomitmen pada tujuan jangka panjang untuk menghentikan penggunaan batu bara pada tahun 2030 sambil mengelola tantangan energi yang mendesak.