Fery Amsari Balas Komentar Pedas Yusril Ihza Mahendra Terkait Film Dirty Vote

NASIONAL

Jurnalis Muda 12

3/3/20241 min baca

Dirty Vote
Dirty Vote

Haluan Demokrasi – Fery Amsari, salah satu actor dalam film Dirty Vote, tanggapi komentar Prof. Yusril Ihza Mahendra terkait film yang diperankannya.

Belakangan ini, film Dirty Vote menjadi sorotan public karena menuai pro dan kontra di dalamnya. Film yang berdurasi hampir dua jam itu membuat sosial media gempar. Film itu dibintangi oleh Feri Amsari selaku dosen fakultas hukum Universitas Andalas, Bivitri Susanti selaku dosen STHI Jentera, dan Zainal Arifin Muchtar dari dosen Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada. Ketiga produser itu kini melakukan “Road Show” ke berbagai universitas di Indonesia. Baru-baru ini, mereka melakukan kunjungan dan diskusi di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat pada Kamis (29/2/2024) malam WIB.

Film yang disutradai oleh Dandhy Laksono itu kini telah mencapai 30 ribu penonton hanya dalam jangka waktu dua minggu. Bahkan, lembaga peringkat film internasional (IMDb) memberi nilai/rating 7,7/10. Diketahui, film itu tayang pertama kali di Indonesia pada masa tenang pemilu, tepatnya pada 11 Maret 2024.

Akibat film yang melesat cepat dan bersiliweran di sosial media, salah satu ahli Hukum Tata Negara, Prof, Yusril Ihza Mahendra buka suara. Yusril diklaim menyebut film Dirty Vote sebagai propaganda kotor . Hal itu disampaikannya melalui unggahan pribadinya di Instagram.

“Bisa juga film ini adalah propanda kotor terhadap pihak pihak-pihak tertentu yang berada di posisi bersebrangan dari pihak yang membuat film ini,” ucap Yusril.

Menanggapi hal itu, Fery Amsari selaku produser dari film Dirty Vote, membalas komentar Yusril itu di hadapan tamu yang hadir di Convention Hall Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.

“Ya, biasa saja kalau orang panik tidak bisa menjawab subtansi. Lalu cari sesuatu yang mungkin bisa mengalihkan orang dari pembicaraan film. Jadi, bahasanya cerita lain dari substansi,”ucap Fery.

Lebih lanjut, Fery juga menanyakan letak propahganda kotor pada film tersebut.

“Yang kotornya dimana?, apa karena judulnya Dirty Vote atau Dirty (Kotor). Tetapi dia tidak bisa menjelaskan bagian mana yang bisa ia bantah, seorang professor loh,” tutur dosen Unand tersebut.

“Maka saking hebatnya film ini kalau boleh sombong ya, bahkan sebelum film ini dtayangkan, sudah timbul Konferesi pers membahas inilah film fitnah. Padahal filmnya aja belum tayang,” tutupnya.

Redho Saputra