Dukungan Karim Benzema untuk Palestina Membuat Kontroversi di Prancis

Politisi Prancis Menyerukan Pencabutan Kewarganegaraan dan Ballon d'Or Pemain Sepak Bola Terkenal

INTERNASIONAL

Jurnalis Muda 12

10/22/20231 min baca

Haluan Demokrasi - Krisis kemanusiaan yang tengah berlangsung di Jalur Gaza, Palestina, telah menimbulkan keprihatinan internasional. Namun, dukungan yang dinyatakan oleh pemain sepak bola terkenal Perancis, Karim Benzema, kepada rakyat Palestina telah menjadi pusat perhatian dan mendapat respons kontroversial di negara asalnya.

Benzema, yang bermain untuk klub Arab Saudi Al Ittihad, menyuarakan dukungannya untuk Palestina yang saat ini tengah menghadapi serangan militer dari Israel. Dalam sebuah posting di akun Twitter pribadinya, ia menulis, "Segala doa kami untuk penduduk Gaza yang sekali lagi menjadi korban pemboman yang tidak menyayangkan perempuan dan anak-anak."

Namun, reaksi atas dukungan ini tidak merata. Sejumlah politisi Prancis, seperti senator Valérie Boyer dan Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin, telah mengeluarkan pernyataan kontroversial. Valérie Boyer bahkan meminta pencabutan kewarganegaraan Prancis Karim Benzema dan penarikan penghargaan Ballon d'Or-nya.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mencurigai hubungan Benzema dengan Ikhwanul Muslimin, sebuah organisasi yang barat klaim sebagai organisasi teroris. Darmanin menyatakan, "Kami tidak dapat menerima seorang nasionalis ganda untuk mengkhianati negara kami dengan cara ini."

Meskipun mendapat kritik dari beberapa politisi Prancis, dukungan Benzema untuk Palestina telah disambut dengan baik oleh sebagian warga Prancis di media sosial. Mereka memuji tindakan kemanusiaan yang ditunjukkan oleh pemain sepak bola tersebut dan mengkritik sikap pemerintah Prancis terhadapnya.

Sejumlah komentar di media sosial mencerminkan pandangan ini, dengan beberapa menganggap bahwa kebebasan berbicara di Prancis tampaknya tergantung pada siapa atau apa yang didukung seseorang. Sementara itu, isu-isu seperti kebebasan berekspresi di Prancis dan konflik Israel-Palestina tetap menjadi topik perdebatan yang kompleks.

Selain itu, gelar kehormatan Karim Benzema juga terancam dicabut setelah politisi Prancis, Stephane Le Rudulier, menyatakan bahwa pemain sepak bola tersebut adalah alat propaganda Hamas. Ini adalah bagian dari reaksi keras yang menunjukkan perpecahan pendapat yang dalam di Prancis terkait isu ini.

Keputusan apakah kontroversi ini akan berdampak pada karier dan kehidupan pribadi Karim Benzema masih menjadi perdebatan yang berlanjut di Prancis.

(*)